JAKARTA (Pos Kota) – Untuk melintasi rel kereta api (KA) tentu mesti berhati-hati. Berbeda di Rawa Buaya, Jakarta Barat.
Puluhan warga setiap hari justru berbaring di jalur kereta rel listrik. Bukan hendak bunuh diri. Mereka menjalani terapi untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Entah siapa yang mula-mula mengabarkan bahwa perlintasan kereta menjadi seperti batu Ponari, yang berkhasiat melibas penyakit. Yang pasti setiap hari, terutama pagi dan sore, warga berjejer tiduran melintang di rel.
Contohnya, Ny. Sri, 50. Ibu rumahtangga ini rela berjalan kaki dari rumahnya di Kalideres, untuk ikut terapi tersebut. Tanpa alas lagi, dia berbaring di rel yang biasa dilewati kereta di rute Duri, Angke, menuju Tangerang. Satu ruas rel dijadikan penopang kepala, satu ruas lagi untuk menopang bokong dan kaki.
“Cukup sejam-dua jam. Saya sudah setahun terapi begini. Ternyata gula dan kolesterol saya menurun. Saya jadi sehat lagi. Banyak tetangga saya juga sembuh, seperti penyakit ginjal, paru-paru sama jantung,” ujar wanita yang mengaku pernah terserang gejala struk tersebut, Rabu.
Apakah tidak takut terlindas kereta? “Justru waktu kereta lewat, kita mesti tiduran, tapi di rel di sebelahnya. Geter banget emang, tapi justru itu obatnya,” cetus Sri.
senengan.Q
Labels
- awak.Q (1)
- Hot News (3)
- knowledge (1)
- lagu-lagu (4)
- novel (2)
- olahraga (1)
- pendidikan (1)
- qalbu.. (1)
- religi (2)
- secangkir hikmah (1)
Blog Archive
sOBat Q.....
cursor
ngobrol yuk........
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Minggu, 24 Juli 2011
Terapi ala warga pinggir rel kereta api
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar